16 Oct 2025 | Oleh: Irfan Dakhli, S.Pd.
15 Oktober 2025 Pengawas SMK cabang dinas IX Provinsi Jawa tengah - Drs. Suwanto, M.Pd menyampaikan Penguatan pembelajaran mendalam (deep learning) merupakan upaya strategis sekolah dalam menciptakan proses belajar yang tidak hanya berfokus pada penguasaan pengetahuan, tetapi juga pada pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis, dan penerapan nyata dalam kehidupan maupun dunia kerja. Pembelajaran mendalam menuntun peserta didik untuk memahami mengapa dan bagaimana suatu konsep dapat diterapkan, bukan sekadar apa yang harus dihafal.
Dalam konteks pendidikan vokasi, pembelajaran mendalam diarahkan agar peserta didik mampu mengintegrasikan teori dengan praktik melalui kegiatan berbasis proyek, studi kasus, dan pengalaman kerja nyata. Melalui pendekatan ini, siswa dilatih untuk menemukan solusi terhadap permasalahan yang relevan dengan bidang keahliannya serta menumbuhkan sikap profesional, kolaboratif, dan inovatif.
Guru berperan sebagai fasilitator yang mendorong siswa untuk aktif mengeksplorasi, berdiskusi, dan berefleksi terhadap pengalaman belajar mereka. Pembelajaran tidak berhenti pada penyelesaian tugas, melainkan menekankan pada proses berpikir, analisis, dan penerapan nilai-nilai karakter dalam bekerja.
Untuk mendukung hal tersebut, sekolah menyiapkan media dan lingkungan belajar yang interaktif, termasuk penggunaan teknologi digital, simulasi industri, serta alat praktik yang mendekati kondisi nyata di dunia kerja. Dengan demikian, setiap kegiatan pembelajaran menjadi bermakna, kontekstual, dan berdampak pada peningkatan kompetensi lulusan.
Melalui penguatan pembelajaran mendalam ini, diharapkan lulusan SMK tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills), adaptif terhadap perubahan, serta siap bersaing di era industri dan dunia kerja yang dinamis. Selain itu menyampaikan bahwa menjalin kerjasama dengan industri adalah salah satu upaya untuk memujudkan SMK Vokasi, adapun hal-hal yang perlu diperhatian adalah:
Kerja sama antara SMK dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DuDi) diawali dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) sebagai bentuk komitmen bersama dalam meningkatkan mutu pendidikan vokasi. MoU ini menjadi dasar pelaksanaan berbagai program kolaboratif, seperti penyelarasan kurikulum, magang guru, praktik kerja industri siswa, dan pengembangan media pembelajaran berbasis kebutuhan dunia kerja. Dengan adanya MoU, diharapkan terjadi sinergi yang berkesinambungan antara pihak sekolah dan industri dalam mencetak lulusan yang kompeten, adaptif, dan siap kerja.
Penyelarasan kurikulum dilakukan sebagai langkah strategis agar pembelajaran di SMK selaras dengan kebutuhan dan harapan Dunia Usaha dan Dunia Industri. DuDi mengharapkan pembelajaran di sekolah lebih menekankan pada aspek praktik nyata, problem solving, serta pembentukan karakter kerja seperti disiplin, tanggung jawab, dan kolaborasi.
Melalui forum diskusi dan analisis bersama, materi kurikulum SMK disesuaikan dengan perkembangan teknologi, standar kompetensi industri, serta kebutuhan tenaga kerja terkini. Hasil penyelarasan ini diintegrasikan ke dalam kurikulum sekolah agar peserta didik memiliki kemampuan teknis dan nonteknis yang relevan dengan dunia kerja.
Bagian Humas berperan penting dalam menjembatani komunikasi antara sekolah, DuDi, dan masyarakat. Dalam pelaksanaan program kemitraan, visi dan misi SMK diselaraskan dengan 8 Profil Lulusan SMK, yaitu: beriman dan bertakwa, berkarakter, kompeten, adaptif, produktif, kreatif, mandiri, serta memiliki jiwa kebangsaan.
Selaras dengan visi sekolah untuk menghasilkan lulusan yang siap kerja, cerdas, dan berdaya saing, maka semua kegiatan pembelajaran dan kemitraan diarahkan agar mampu menumbuhkan kedelapan profil tersebut secara seimbang — baik dari sisi akademik, keterampilan, maupun etika profesi.
Dalam menunjang pembelajaran yang bermakna dan mendalam, sekolah mempersiapkan berbagai media pembelajaran inovatif yang mengarah pada deep learning. Media yang dikembangkan tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu visual, tetapi juga mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif, dan mampu menerapkan konsep ke dalam praktik nyata.
Media digital interaktif, simulasi industri, video pembelajaran, hingga perangkat berbasis proyek nyata (project-based learning) menjadi prioritas agar pembelajaran lebih kontekstual dan relevan dengan situasi di lapangan kerja.
Kegiatan magang guru menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi dan wawasan tenaga pendidik terhadap perkembangan industri terkini. Melalui program ini, guru mendapatkan pengalaman langsung di dunia kerja, sehingga mampu membawa pembelajaran yang lebih aktual dan aplikatif ke dalam kelas.
Setiap pelaksanaan magang dicatat secara administrasi, mencakup nama guru, bidang keahlian, serta tempat magang. Untuk tahun-tahun berikutnya, guru peserta magang akan digilir agar seluruh pendidik memperoleh kesempatan yang sama dalam memperbarui kompetensinya. Dengan demikian, kualitas pembelajaran akan meningkat secara merata di seluruh program keahlian.