19 Nov 2025 | Oleh: Irfan Dakhli, S.Pd.
19 November 2025, Sambutan Pak Mamik Kepolisian Sektor Kecamatan Pagentan
Pada tahun 2025, Kepolisian Daerah Jawa Tengah kembali melaksanakan Operasi Zebra Candi, sebuah operasi khusus yang ditandai dengan simbol Candi sebagai identitas wilayah Jawa Tengah. Operasi ini berfokus pada peningkatan ketertiban, keselamatan, dan kepatuhan masyarakat dalam berlalu lintas, terutama bagi para pengendara sepeda motor.
Salah satu sasaran utama operasi ini adalah pengendara yang berkendara tanpa SIM, termasuk para pelajar yang sudah cukup umur tetapi belum memiliki atau belum mengurus SIM. Oleh karena itu, Bapak Mamik menegaskan bahwa para siswa SMK harus menjadi contoh yang baik dan taat terhadap aturan negara. Aturan bukan dibuat untuk menyulitkan masyarakat, tetapi untuk mengatur agar kita semua memahami hak, kewajiban, serta batasan dalam kehidupan bermasyarakat.
Namun kenyataannya, masih ada siswa yang belum mematuhi aturan. Beberapa masih berkendara tanpa SIM, menggunakan helm yang tidak SNI, bahkan ada yang mengenakan helm di lutut atau kaki seolah hanya menjadi aksesoris. Selain itu, masih ditemukan siswa yang menggunakan telepon genggam saat berkendara, sebuah tindakan yang sangat berbahaya karena membuat konsentrasi terpecah. Tindakan lain seperti menerobos lampu merah—meski waktu tunggunya hanya sekitar satu menit—juga masih sering terjadi dengan alasan gugup atau terburu-buru.
Budaya tidak disiplin inilah yang ingin diperbaiki melalui Operasi Zebra Candi. Untuk itu, siswa SMK Negeri 1 Pagentan dihimbau untuk mulai menanamkan budaya tertib sejak hari ini. Disiplin memakai helm SNI, disiplin membawa SIM, disiplin menaati lampu lalu lintas, dan disiplin melengkapi kendaraan dengan plat nomor yang sah.
Bapak Mamik juga menegaskan bahwa siswa SMK adalah duta kepolisian, wajah generasi muda yang diharapkan menjadi contoh dalam mematuhi aturan berkendara yang dibuat oleh negara. Kebiasaan buruk dari rumah—seperti terbiasa melanggar aturan—jangan dibawa ke sekolah, karena adik-adik kelas akan meniru perilaku tersebut. Jika perilaku buruk dibiarkan, maka yang kuat akan menindas yang lemah, dan banyak kasus bullying berujung pada permasalahan psikologis hingga tindakan fatal seperti bunuh diri.
Beliau juga mengingatkan untuk tidak bangga ketika melanggar aturan tetapi tidak tertangkap. Itu bukan prestasi, melainkan tanda bahwa seseorang tidak menghargai keselamatan diri sendiri maupun orang lain.
Budaya melaju dengan kecepatan tinggi kerap terjadi karena banyak siswa bangun kesiangan. Padahal kedisiplinan dalam waktu adalah fondasi dasar kesuksesan. Orang-orang berhasil di dunia ini mayoritas adalah orang-orang yang disiplin—dalam manajemen waktu, keuangan, tanggung jawab, dan tindakan sehari-hari. Disiplin yang sejati adalah disiplin tanpa diawasi dan tanpa ditunggu.
Karena SMK Negeri 1 Pagentan sudah menandatangani MoU dengan kepolisian, maka seluruh ketentuan yang telah disepakati harus dilaksanakan bersama-sama. Harapannya, seluruh siswa mampu menjadi pelopor keselamatan berlalu lintas, bukan pelanggar yang akhirnya berhadapan dengan hukum.
Melalui Operasi Zebra Candi 2025, diharapkan siswa SMK Negeri 1 Pagentan dapat menunjukkan jati diri sebagai generasi muda yang tertib, berkarakter, bertanggung jawab, dan siap menjadi teladan dalam berlalu lintas.
.jpeg)

.jpeg)
